Pengelolaan Manusia Dalam Organisasi: Pendekatan Resources vs Capital

Manusia merupakan penggerak organisasi. Tanpa manusia yang berkinerja baik maka sistem (mekanisme) kerja yang baik pun tidak ada artinya. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat terhadap manusia di dalam organisasi kerja. Ada dua pendekatan umum yang dapat digunakan organisasi untuk mengelola manusia. Pertama, adalah pendekatan berbasis sumber daya (Human Resource Management). Kedua, pendekatan berbasis capital (Human Capital Management). Pendekatan pertama berbasis sumber daya (resources) menempatkan manusia lcenderung sebagai faktor produksi untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek organisasi. Uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengelola manusia mulai diposisikan sebagai biaya (cost) yang segera ingin dikembalikan dalam bentuk nilai ekonomi jangka pendek yaitu keuntungan (profit) saat ini. Orientasi aktivitas pengelolaan manusia bersifat teknis/operasional untuk memenuhi kebutuhan administrative dan pemenuhan kepuasan individu yang dikelola. Dimensi kompetensi yang dibangun melalui pengelolaan sumber daya manusia menitikberatkan pada aspek ketrampilan teknis bekerja untuk memenuhi prinsip efisiensi kebutuhan jangka pendek (operational executor) organisasi.

Sedangkan pendekatan kedua menempatkan manusia cenderung sebagai asset (capital) atau modal jangka panjang organisasi. Uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengelola manusia diposisikan sebagai investasi yang ditanamkan saat ini dengan harapan mendapatkan return (pengembalian) nilai ekonomi dalam jangka panjang. Orientasi aktivitas pengelolaan manusia bersifat stratejik yaitu untuk membangun talent pool manusia yang berkontribusi jangka panjang bagi keunggulan kompetitif organisasi secara berkelanjutan. Dimensi kompetensi yang dibangun melalui pengelolaan aset manusia menitikberatkan pada pengembangan kapabilitas karyawan dalam penguasaan pengetahuan (knowledge), kreativitas, inovativitas, kemampuan kolaborasi dan pencipta kultur kerja (cultural steward) yang kondusif untuk terbangunnya organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar adalah organisasi yang adaptif terhadap perubahan, yang hanya dapat tercipta melalui kapabilitas belajar orang-orang di dalamnya.

Lalu pendekatan mana yang lebih baik digunakan. Jawabannya adalah keduanya baik. Organisasi perlu mengkondisikan aktivitas pengelolaan manusia dengan pendekatan teknis (memandang manusia sebagai resources), sekaligus pendekatan stratejik (memandang manusia sebagai capital) secara berimbang. Oleh karena keduanya memiliki orientasi yang berbeda, namun saling berhubungan. Orientasi stratejik tidak dapat terpenuhi jika orientasi teknis/operasional tidak berjalan dengan baik. Kinerja organisasi tidak akan terwujud tanpa kepuasan/kinerja individual. Organisasi memiliki kebutuhan teknis untuk memastikan kegiatan-kegiatan dapat dilakukan oleh pekerja guna memenuhi orientasi jangka pendek (profit), namun juga harus dipastikan tersedianya talent-talent terbaik organisasi yang mampu memenuhi orientasi stratejik atau jangka panjang organisasi (sustainable competitive advantage). Tentu untuk itu organisasi perlu melakukan pemetaan (human mapping) yang memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, keterampilan, dan potensi setiap karyawan sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan pengelolaan manusia yang tepat. Pengelolaan sumber daya yang efektif termasuk manusia menjadi prasyarat keunggulan kompetitif organisasi.